Minggu, 27 November 2011

BLACKBERRY, FACEBOOK, DAN HANCURNYA PERADABAN MANUSIA



                                    bb-re.jpg

Hari-hari ini masyarakat kelas menengah di tanah air, terutama di kota-kota besar tengah terpengaruh oleh demam dua digital medium yang amat populer yakni Blackberry dan Facebook. Dua media ini tampaknya kian merasuk menjadi gaya hidup baru bagi para generasi masyarakat kota metropolitan. Barangkali ia juga sekaligus menjadi simbol kemutakhiran masa kini.
Namun bagi para pecandu buku, kehadiran Blackberry dan media semacam Facebook selalu memaksa kita untuk selalu ada untuk meng-update sesuatu, dan diam-diam itu artinya merasampas waktu berharga kita untuk melakukan hal lain yang lebih dirasa efektif terhadap setiap aktivitas kita.
Kehadiran gadget keren semacam Blackberry dan sejenisnya pada akhirnya mungkin tergelincir hanya menjadi sekedar simbol status. Ia menjadi penanda penting yang mencoba menjelaskan status sosial kita. Tak lebih tak kurang. Di negara yang peradaban pengetahuannya lebih maju, pendanda status sosial itu adalah buku. Buku dan tradisi membaca yang kuat selalu menjadi sesuatuyang di anggap penting bagi hadirnya sebuah peradaban yang baru dan lebih efisien. Disini, kredibilitas orang dilihat dari seberapa luas pengetahuan mereka, sebapa banyak buku yang telah direngkuh, dan seberapa mendalam wawasan berpikir mereka.
Di tanah air yang terjadi adalah tingkatan kredibilitas kita ditentukan oleh seberapa canggih gadget yang kita miliki, dan seberapa keren merek smartphone yang kita miliki. Bagi saya ini adalah sebuah efek buruk dimana lagi-lagi status soial yang dikaitkan. Sebab anak muda yang selalu menenteng Blackberry-nya kemana-mana sebagai simbol status, namun hampir tak pernah mau membaca buku, bagi saya sama primitifnya dengan orang udik di pedalaman. Secara fisik mereka mungkin lebih keren, namun tanpa disertai dengan budaya membaca yang kuat, level pengetahuan dan wawasan mereka mungkin sama dangkalnya dengan masyarakat awam.
Facebook pun juga demikian. Mungkin disini kita bisa menjalin silaturahmi dengan teman-teman lama kita atau mungkin juga dengan bekas pacar semasa kita sekolah SMA dulu. Tapi selebihnya, yang ada di Facebook adalah kedangkalan. Yang ada hanyalah masalah seseorang yang nantinya akan menjadi obrolan dan curahan hati yang bising. Disana kita jarang menemukan kasus yang bisa mendorong kita untuk melakukan proses berpikir secara logika dan Pada akhirnya, Facebook mungkin sama sekali tak berbeda dengan kerumunan di pasar dinoyo atau terminal bis arjosari yang merupakan sebuah tempat dimana orang saling ngobrol kesana-kemari tanpa jelas apa maksudnya. Medianya saja kelihatannya keren (wah hari gini, di jaman digital begini, elo belum jadi member facebook, begitu kata seorang teman), namun eksisnya Facebook sebenarnya tak lebih beda dengan tempat-tempat keramaian, dan disana kita kita tak menemukan keheningan yang mengajak kita berpikir secara mendalam.
Kenapa Blackberry Ditolak Dimana-mana ?

                                   http://mediaanakindonesia.files.wordpress.com/2011/11/stop-blackberry-addiction.jpg?w=193&h=159http://www.crackberry.com/files/u3/brain.jpg

Sejak adanya booming Blackberry tidak terkecuali semua pihak jadi ikut terpengaruh. Tidak hanya orang dewasa generasi muda dan remajapun semakin banyak tersita waktunya karena Blackberry. Kemudahan teknologi digital gadget ini membuat komunikasi semakin menarik dan membuat lupa diri banyak pihak. Hanya gara-gara gadget BB ini waktu, tenaga dan ruang komunikasi sosial seseorang jadi terkuras habis saat ketagihan teknologi canggih ini. Saat ini menjadi kelaziman dimana-mana baik saat rapat, saat kuliah atau  di Mall, di jalan, di mobil atau saat bersenda gurau dengan pacar dan keluarga mata manusia modern selalu menatap BB setiap saat. Adanya BBM (Blackbery Massanger) membuat komunitas tertentu berkomunikasi lebih mudah dan murah. Hal ini wajar setiap manfaat kecanggihan gadget terbaru selalu menysisakan dampak buruk yang harus diwaspadai siapapun.

Kualitas komunikasi visual dan komunikasi sosial akan terancam dengan adanya banyak alat gadget yang mencengkeram kehidupan manusia. Saat ini adalah hal yang biasa bahwa saat berbicara dan bersendau gurau lawan bicara seseorang  tidak menatap mata kita tetapi lebih sering menatap mata BB kesayangannya. Dan sudah menjadi hal biasa ketika seseorang sedang makan, teman setia BB diletakkan di samping piring makannya. Mungkin saja dalam waktu mendatang seseorang akan pamit keluar rumah dengan anggota keluarga anak, suami atau istri di rumah hanya menggunakan BBM. Fakta inilah yang sedang dan akan terjadi manakala demam BB melanda dunia.
                                   http://www.foxnews.com/images/494548/1_61_blackberry_obama.jpg
Berbagai kasus sudah mulai mewaspadai dampak dari adanya kenikmatan gadget blackberry yang luar biasa tersebut.  Bahkan di berbergai negara dengan alasan yang berbeda sudah mulai menutup layanan blackberry tersebut. Bayangkan dengan alat gadget tersebut, ternyata seseorang bisa lupa diri bila sedang berkomunikasi.  Seorang suami pernah mengeluhkan bahwa begitu bangun tidur, istrinya sudah mulai kotak-katik BBM untuk merespon pesan temannya yang semalaman tertunda. Dan suami tersebut mengeluhkan setiap berbicara mata istrinya sekarang tidak pernah menatap mata suaminya, tetapi menatap mata suami barunya yakni si Blackberry.
                Dampak ini juga terjadi dialami oleh generasi muda di Indonesia. Seorang anak SMP sudah kerajingan BBM ketika komunitas temannya membentuk grup dalam BBM. Seorang anak sempat bersitegang dengan orangtua, bahwa dia sering mebuka pesan BBM hanya untuk konsultasi tetntang PR yang dibuat di rumah. Maklum saja orangtua akan bersikap ketika si anak sedang mengerjakan PRnya tetapi matanya lebih dominan menatap layar BB.  Contoh lain yang lebih miris, sempat seorang mahasiswa pertemanan dan persahabatannya dengan seorang terman mahasisnya sempat rapuh setelah temannya tersebut ketagihan BBM. Paska ketagihan BBM tersebut komunikasi rutin mereka sudah tidak pernah terjadi lagi.  Bahkan banyak orangtua harus berperang mengingatkan  jadwal shalat anaknya yang selalu tertunda gara-gara BB yang tidak pernah lepas dari tangannya. Sudah demikian parahkah pengaruh BB dalam kehidupan manusia ? Tetapi sebaliknya banyak komunitas yang lebih melihat sisi positifnya. Dia mendapat komunitas baru lagi dengan berbagai teman lama, hanya karena BBM. Setelah terpisah puluhan tahun komunikasi itu tersambung lagi karena manfaat BBM. Bahkan banyak pihak mengaku dengan adanya BBM dapat membuat komunikasi dengan relasi bisnisnya semakin mudah dan murah.
Dilarang dimana-mana
http://ringtones.crackberry.com/files/u10880/no-blackberry-769338.jpghttp://mediaanakindonesia.files.wordpress.com/2011/11/fotoblackberrystopberedardiblokirgambarblackberrytidakbolehdipasarkanhotnews.jpg?w=150&h=166
Pemerintah Arab Saudi dan beberapa negara memerintahkan semua operator selular di negara itu untuk menghentikan layanan smartphone BlackBerry. Sementara Komisi Komunikasi dan Teknologi Informasi (CITC) Arab Saudi meminta kebijakan tersebut ditunda karena, Komisi akan mengklarifikasi terlebih dahulu kepada sejumlah operator selular di negara itu, seperti Saudi Telecom, Mobily, dan Zain Arab Saudi mengenai dampak kebijakan ini terhadap industri telekomunikasi.
Larangan penggunaan BlackBerry sejatinya baru akan berlaku sejakpada 11 Oktober 2011 Namun sepertinya pemerintah Arab Saudi memiliki pendapat yang sama dengan negara tetangganya, Uni Emirat Arab yang memblokir layanan BlackBerry Mesenger, e-mail, dan Web browsing. Menurut dua negara itu, ketiga layanan BlackBerry tadi mengancam keamanan negara karena pemerintah tidak dapat mengkontrol informasi yang ada di dalamnya.  Adapun Research In Motion (RIM) pabrikan ponsel tersebut menolak berkomentar mengenai pelarangan tersebut. Padahal, kebijakan ini akan berpengaruh pada sekitar 700 ribu pengguna BlackBerry di negara itu.
Begitulah, kehadiran dua media digital ini – Blackberry dan Facebook – mungkin diam-diam telah merampas waktu berharga kita untuk lebih memahami kehidupan dan membatasi aktivitas kita dengan penuh ketekunan. Tanpa terasa kita mungkin telah menjadi korban dengan kedua medium itu. Kita rela menghabiskan berjam-jam waktu kita untuk ber-blackberry atau ber-facebook-ria. Kita mencurahkan begitu banyak waktu untuk mengulik gadget Blackberry kesayangan kita, atau juga berceloteh dengan teman kita di belantara Facebook. Dan diam-diam, kita kian lupa dengan aktivitas atau kegiatan-kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan sesuatu yang di anggap lebih penting, dan dengan itu, Blackberry dan Facebook sejatinya telah melakukan apa yang saya sebut sebagai “digital colonization” yang berarti diam-diam mereka telah menjajah pikiran kita, dan secara perlahan mereka telah membunuh waktu berharga kita untuk melakukan hal lain yang lebih dirasa efektif terhadap setiap aktivitas kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar